SAINS DAN AGAMA



SAINS DAN AGAMA: BERIRINGAN DI JALANNYA MASING-MASING

Assalamu’alaikum Wr. Wb. salam sejahtera, master-master SEL dimana pun berada, pada pagi yang cerah ini mari kita bangun habit yang positif, contohnya literasi, literasi tipis-tipis dari artikel yang telah kita tulis kali ini. Oke…, tanpa berlama-lama, yuk langsung ke artikelnya.

Sains dan Agama, mendengar dua hal tersebut, tentu kita langsung berpikir bahwa kedua hal ini cukup berjauhan dan sering terdengar bertabrakan di akal pikiran kita yang awam ini. Ya memang betul, Sains dan agama seringkali dianggap sebagai dua bidang yang berseberangan dan saling bertentangan. Namun, sebenarnya keduanya dapat beriringan di jalannya masing-masing. Bukan hanya dapat, tetapi harus, sains harus beriringan dengan agama dan agama pun harus beriringan dengan sains.

Sebagai manusia yang hidup di dunia yang kompleks, kita membutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang sains dan agama untuk membentuk pandangan hidup yang utuh dan komprehensif. Pandangan hidup yang seperti itu tidak dapat dicapai jika kita memahami sains dan agama secara sengah-setengah.

Sains merupakan metode ilmiah yang menggunakan pengamatan, eksperimen, dan analisis untuk memahami dunia fisik dan alam semesta yang sifatnya material. Sains memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang bagaimana alam semesta bekerja, mulai dari skala terkecil atom hingga skala universe yang amat besar dan tak terhitung luasnya. Tanpa sains, kita tidak akan memiliki pengetahuan tentang bagaimana tubuh kita bekerja, bagaimana cuaca terbentuk, atau bagaimana teknologi modern dapat kita nikmati.

Kemudian agama, agama membawa nilai moral yang langsung turun dari Tuhan, agama memberikan kita pandangan tentang bagaimana hidup seharusnya dijalani. agama memberikan kita pedoman moral dan etika untuk hidup bersama dalam masyarakat yang harmonis. Tanpa agama, kita mungkin tidak memiliki pandangan tentang apa yang benar dan salah, atau tentang bagaimana hidup yang bermakna seharusnya dijalani.

Seiring dengan perkembangan zaman, sains dan agama seringkali menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Beberapa orang berpendapat bahwa sains lebih superior dibandingkan agama, namun sejatinya sains tidak dapat menjawab semua pertanyaan manusia. Ada hal-hal yang tidak dapat diukur atau diobservasi secara langsung, seperti keberadaan Tuhan atau tujuan hidup manusia. Karena hal tersebut bukan lagi suatu hal yang bersifat materi yang menjadi ranah sains selama ini. Inilah yang menjadi domain agama. Agama memberikan kita kerangka berpikir dan nilai-nilai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Tetapi bukan berarti karena hal di atas, jangan sampai kemudian muncul pendapat sebaliknya yaitu agama sepenuhnya di atas sains. Karena pada kenyataannya agama juga memiliki sepersekian persen ajaran yang tidak dapat dibuktikan secara sains atau bahasa kasarnya “tidak masuk akal” bagi akal manusia saat ini. Tapi jangan salah, sains pun juga memiliki aspek-aspek yang sifatnya masih praduga dan asumsi yang masih belum terbukti kebenarannya, jadi keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Bicara soal aspek yang masuk akal dan tidak masuk akal dalam agama, hal tersebut telah memiliki tujuannya tersendiri dalam agama islam. Habib Husien Jafar Al-Haddar pernah berkata, “jangan sampai kita memeluk suatu agama hanya karena masuk akal saja, kalau patokannya antara masuk akal atau tidak, berarti kita sedang menyembah akal kita, bukan menyembah Tuhan. Sengaja dibuat segelintir aspek yang tidak masuk akal oleh Tuhan, agar kita berteguh hati taat kepada-Nya, inilah yang disebut ranah Ta’abbudi”.

Sains dan agama sebenarnya tidak bisa dibandingkan satu sama lain karena keduanya memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sains dan agama juga memiliki peran yang sama pentingnya dalam membentuk moral dan etika manusia. Sains memberikan pengetahuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan diciptakan, sementara agama memberikan panduan moral yang lebih dalam dan spiritual. Agama mengajarkan manusia untuk hidup dengan prinsip-prinsip moral yang tinggi.

Sains dan Agama sepatutnya diintegrasikan antar keduanya, bukan saling tubruk hukum seperti apa yang ada di pikiran kita selama ini. Sains dan Agama perlu diintegrasikan di wilayahnya masing-masing, dalam artian begini, Kemajuan sains jika tidak diimbangi dengan nilai-nilai agama, hal tersebut malah dapat menyebabkan suatu kemunduran. Misalnya Energi Nuklir, di bidang teknologi sudah sangat maju, tapi jika tidak diikat dengan moralitas yang berbasis pada agama, hal tersebut malah bisa menuju kepada perang nuklir yang dapat memporak-porandakan bumi dan mereset zaman mundur ke masa lampau lagi. Tapi jika diikat kepada moralitas agama dia justu akan mengarah pada kemajuan peradaban manusia misalnya dimanfaatkan dalam bidang pembakit energi listrik (PLTN) dan masih banyak lagi.

Peran sains dan agama yang beriringan terlihat jelas dalam bidang kesehatan. Sains dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana otak kita bekerja dan bagaimana kondisi lingkungan mempengaruhi kesehatan mental kita, kemudian sains membantu manusia dalam menemukan obat-obatan untuk penyakit yang mematikan, sedangkan agama dapat memberikan pandangan tentang bagaimana hidup yang spiritual dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengajarkan manusia untuk menjaga kesehatannya dengan menjalani hidup sehat dan bermoral. Sains dan agama juga saling beriringan dalam bidang lingkungan hidup. Sains memberikan pengetahuan tentang dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, sedangkan agama mengajarkan manusia untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Dalam kehidupan sehari-hari, sains dan agama juga dapat saling melengkapi. Kita dapat menggunakan sains untuk memahami bagaimana teknologi dapat membantu kita dalam beribadah atau meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Sementara itu, agama dapat memberikan nilai-nilai yang membantu kita mempergunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.

Kesimpulannya, sains dan agama bukanlah dua bidang yang saling bertentangan. Keduanya dapat beriringan di jalannya masing-masing. Kita membutuhkan sains dan agama untuk memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang dunia dan diri kita sendiri. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan dalam memahami segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari dua perspektif yang berbeda, yakni sains dan agama, akan membantu kita dalam membentuk pandangan hidup yang lebih komprehensif dan berdaya guna.

Para master-master SEL pun secara tidak sadar sudah menerapakan dan mengintegrasikan antara sains dan agama melalui ekspedisi-ekspedisi alam yang telah dilalui, master-master telah menuriti Sains yang telah mengajarkan teori untuk terus menjaga alam agar tetap lestari dan layak huni seterusnya, sekaligus mengamalkan perintah agama tepatnya agama Islam pada surah Ar-Rum ayat 41-42 yaitu perintah Tuhan untuk menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan alam dan tidak membuat kerusakan terhadap alam, selain itu kita juga secara otomatis sudah melanjutkan tugas Nabi Adam AS sebagai Khalifah di muka bumi ini untuk terus menjaga dan merawat bumi yang telah dititipkan oleh Tuhan.

Dan pada akhirnya, sains dan agama adalah dua hal yang beriringan dan saling melengkapi dalam menjalankan tugas masing-masing untuk memperbaiki kualitas hidup manusia. Sains dan agama memiliki peran yang sangat penting dalam bidang yang berbeda-beda, dan keduanya memiliki kontribusi yang sama.


Comments

Popular Posts