Hutan yang malang

Hutan yang malang cover by nan nudum

Ada satu hal yang aku takut selama ini. Aku takut, jika suatu hari nanti dunia ini akan hancur. Aku semakin yakin pada khayalan aneh yang kubuat sendiri ini. Bodoh memang! Tapi itu kenyataannya semuanya telah berubah. Bahkan Mereka.
Pohon pohon itu, aku benci mengatakan ini, tapi inilah nyatanya. Mereka mati. Gak Ada lagi penghuni hutan yang bisa aku lihat disana. Semua hewan kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan mereka. Burung burung pun terbang pergi meninggalkan hutan yang mulai tandas ini.
Ini bukan hutan, ini lebih mirip seperti padang rumput di Sahara.
Kreekk
Tanpa sengaja aku menginjak sebuah ranting yang hampir menjadi abu.
“Apa telah terjadi dengan hutan ini?” Aku menoleh saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Salsa, temanku.
“Hutan ini terbakar” Dengan dinginnya Dino menjawab pertanyaan Salsa dan berjalan mendahului kita.
“Hey, dimana Pak Ardhi?” Akhirnya aku bersuara. Aku merasa aneh saat aku tidak melihat Pak Ardhi sama sekali.
“Pak Ardhi sedang mengambil bibit tanaman yang akan kita tanam nanti” Sahut Arsya.
Aku mengerutkan kening bingung, tentu saja. Aku masih heran sebenarnya untuk apa kita kesini?
“Bibit tanaman? Untuk apa? Dan, apa yang kau katakan tadi? Menanam? Jadi kita diculik untuk menanam tumbuhan disini?” Raya mendengus. Tapi setidaknya pertanyaan ku telah terwakili olehnya.
“Ya. Kita diculik untuk menanam tumbuhan di daerah gerbang ini. Kenapa? Kau tidak suka? Pulang saja sana! Dasar anak mami” Celetuk Dino.
“Apa kau bilang?!” Raya tidak terima. Tentu saja, aku tau itu akan terjadi.
“Hey, teman teman. Ayolah kita kemari untuk bekerja sama kan? Bukankah kita adalah agen cinta linkungan?” Arsya mencoba melerai  perdebatan yang akan menimbulkan pertengkaran.
“Hey! Kalian! Tolong bantu kita!” Dari kejauhan terlihat Jun dan Pak Ardhi yang kesusahan membawa banyak bibit tanaman ditangan mereka.
“Ah, baiklah! Kita datang!”
Kami segera berlari menuju kearah dimana mereka berdiri.
“Ah, ini. Kalian bawa satu satu dan mulailah menanam. Kalian harus menanam dengan cara yang benar. Berikan jarak yang cukup untuk masing masing tumbuhan. Mengerti?” Pak Ardhi mulai memberikan ultimatum.
“Baik, kami mengerti”
Kami mulai menanam sesuai ultimatum yang diberikan Pak Ardhi. Dengan begini, sepertinya kekompakan kami lebih terjalin. Raya dan Dino yang tadinya ‘hampir’ bertengkar pun sekarang malah bercanda seolah tidak terjadi apapun.
“Apa kau membutuhkan bantuan?” Jun menghampiriku dan menawarkan bantuannya.
“Ah, tidak. Aku bisa melakukannya sendiri” Aku menolaknya halus dan tersenyum simpul lalu melanjutkan pekerjaanku.
Langit mulai gelap, dan semua sudah selesai kami kerjaan. Tanah yang tadinya gerbang dan tak teramat menjadi lebih hijau dan segar sekarang.
“Kerja bagus anak anak! Saya bangga pada kalian”
“Ini adalah kewajiban kami sebagai Agen Cinta Lingkungan!!”

By : Adansonianisa

Comments

Popular Posts