Reparasi SEL

 


Ibarat tempat reparasi ini adalah sebuah bengkal seperti Bagaimana bengkel mobil bekerja?  Ya, itu dilakukan oleh para ahli service di bengkel. Bagaimana dengan bengkel organ tubuh?  Para dokter ahli telah terbiasa melakukannya dengan proses pembedahan di rumah sakit. Namun bagaimana jika molekul-molekul yang ukurannya super kecil itu mengalami gangguan?  Ternyata ada bengkelnya juga loh. Pekerjanya bukan manusia melainkan molekul. Jadi kerusakan molekul diperbaiki oleh molekul,  yang sama-sama berukuran super kecil (Ukuran angstrom, 1 A = 0,0000000001 m).  Betapa lengkap dan sempurnanya tubuh kita diciptakan oleh Allah SWT.

Adanya tempat perbaikan molekuler itu ditemukan oleh  tiga orang ilmuwan dunia yang bekerja sendiri-sendiiri, yaitu Tomas Lindahl, Paul Modrich, dan Aziz Sancar.  Mereka bekerja sangat teliti dalam objek dimensi molekuler yang rumit. Pantaslah jika ketiganya  meraih Nobel bidang keilmuan Kimia 2015.  Riset ketiganya memberikan pengetahuan yang fundamental tentang bagaimana sel hidup melakukan proses-proses kimiawi dan pemahaman itu bisa dimanfaatkan untuk  pengobatan berbagai macam penyakit misalnya, untuk mengembangkan pengobatan anti-kanker.  

Molekul apa yang dapat direparasi sendiri oleh sel tersebut?.  Inilah penjelasannya secara molekuler seperti berikut. Molekul tersebut adalah molekul hidup DNA.  Sejak ditemukan DNA,  orang beranggapan bahwa molekul DNA merupakan molekul yang stabil.  Ternyata tidak, molekul DNA mengandung komponen basa nitrogen yang disebut sitosin. Basa itu sangat mudah kehilangan gugus amino penyusunnya sehingga memicu kejadian mutasi dalam DNA. Lindahl berhasil menemukan enzim yang berperan dalam memperbaiki DNA, salah satunya adalah dengan enzim glikosilase. Ketika sitosin kehilangan amino, sitosin berubah menjadi basa urasil. Enzim glikosilase berperan menemukan kecacatan itu dan mengoreksinya. Dua enzim lain berperan menyempurnakan proses koreksi tadi dan terjadilah reparasi secara automatis.

Aziz Sancar, ilmuwan kelahiran Turki, juga mengungkap mekanisme "bengkel molekuler" namun dalam skenario berbeda. Dia menyatakan bahwa proses perbaikan molekul itu berlangsung ketika sel mengalami mutasi karena terpapar sinar ultraviolet. Dia menemukan adanya enzim yang berperan mempertahankan sel dari kerusakan akibat sinar ultraviolet dan  salah satu enzim yang berperan adalah eksinuklease. Saat DNA terpapar sinar ultraviolet, basa timin yang menyusunnya "lengket" satu sama lain. Enzim eksinuklease menemukan kelainan ini dan mengoreksinya. Selanjutnya, dua enzim lain yang bernama DNA polimerasi dan DNA ligase menyempurnakan koreksiannya.

Sementara Paul Mordich mengungkap proses reparasi ketika basa dalam DNA berpasangan dengan basa yang salah serta terjadi kesalahan dalam menyalin.  Mordich menemukan adanya dua enzim, disebut MutS dan MutL, yang berperan menemukan kesalahan dalam penyalinan DNA. Lalu, enzim lain bernama MutH berperan memotong bagian yang salah. Koreksi disempurnakan oleh DNA polimerase dan ligase.

Ketiga mekanisme perbaikan DNA itu tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi.  Jadi semua proses perbengkelan molekul di dalam sel itu terdapat dalam sel itu sendiri dengan berbagai situasinya. 

Mengapa sel perlu mereparasi molekul DNAnya?  Jawabnya karena molekul DNA berperanan penting dalam pewarisan sifat. Jika DNA berubah, maka sifat yang dibawa akan berubah pula

Ya begitu rumitnya proses itu dan begitu telitinya hingga kerusakan bagian dari  molekul dapat dideteksi dan diperbaiki.  Demikianlah molekul yang begitu rumit dan kecil memiliki bengkel molekuler yang canggih dan sangat penting untuk mereparasi dirinya sendiri. Hal Ini adalah wujud kesempurnaan bagaimana kehidupan itu dirancang  dan diciptakan olehNya. Pastinya hal ini juga menjadi salah satu contoh bagaimana Kekuasaan Alloh SWT untuk kesempurnaan semua ciptaanya.

Comments

Popular Posts